Wow Sony Playstation atau yang sering disebut PS oleh orang - orang ini telah mengalami kerugian Rp 58,2 triliun,hal ini memaksa Sony
memberhentikan 10 ribu karyawannya. Bukan kali ini saja raksasa
elektronik Jepang itu mengambil keputusan strategis demi bertahan hidup
dengan memangkas ribuan karyawan dan menutup pabriknya.
Kemungkinan terburuk dari kasus ini, seperti ramai diperbincangkan,
adalah jika Sony sampai gulung tikar. Tentu, banyak pengguna fanatiknya
yang bakal kecewa berat.
Diakui oleh Resha, gamer yang juga gadget mania, brand dari produk-produk Sony ada yang sudah menjadi merek generik, contohnya konsol game PlayStation (PS).
"Kalau main game ya orang biasanya nyebut main PS, bukan main Xbox atau main Wii. PS sudah jadi merek generik untuk konsol game. Itu makanya banyak rental PS di Indonesia," tukasnya pada detikINET, Jumat (13/4/2012).
Begitu pula dengan Barbara. Menurutnya, PlayStation sudah setia menemaninya bermain game bertahun-tahun lamanya. Mulai dari awal Sony menghadirkan PS 1, hingga yang terakhir PS 3.
"Rasanya pasti beda. PS itu enak banget untuk main game, apalagi kalau sedang kumpul bareng teman-teman. Kita pasti kecewa banget kalau PS tak lagi diproduksi gara-gara Sony bangkrut," cemasnya.
Sony yang tengah anjlok pendapatannya memang sengaja mengurangi pegawai agar tak terlalu berat beban operasionalnya. Perusahaan pionir Walkman ini juga merestrukturisasi dan melebur sejumlah divisinya agar optimal dalam menciptakan produk baru.
Ketakutan Resha, Barbara, dan para pengguna PlayStation lainnya mungkin belum akan jadi kenyataan dalam waktu dekat. Alih-alih menutup divisi PlayStation, Sony malah berjanji memperkuat divisi game tersebut sebagai satu dari tiga pilar bisnis yang akan terus difokuskan pengembangannya.
Diakui oleh Resha, gamer yang juga gadget mania, brand dari produk-produk Sony ada yang sudah menjadi merek generik, contohnya konsol game PlayStation (PS).
"Kalau main game ya orang biasanya nyebut main PS, bukan main Xbox atau main Wii. PS sudah jadi merek generik untuk konsol game. Itu makanya banyak rental PS di Indonesia," tukasnya pada detikINET, Jumat (13/4/2012).
Begitu pula dengan Barbara. Menurutnya, PlayStation sudah setia menemaninya bermain game bertahun-tahun lamanya. Mulai dari awal Sony menghadirkan PS 1, hingga yang terakhir PS 3.
"Rasanya pasti beda. PS itu enak banget untuk main game, apalagi kalau sedang kumpul bareng teman-teman. Kita pasti kecewa banget kalau PS tak lagi diproduksi gara-gara Sony bangkrut," cemasnya.
Sony yang tengah anjlok pendapatannya memang sengaja mengurangi pegawai agar tak terlalu berat beban operasionalnya. Perusahaan pionir Walkman ini juga merestrukturisasi dan melebur sejumlah divisinya agar optimal dalam menciptakan produk baru.
Ketakutan Resha, Barbara, dan para pengguna PlayStation lainnya mungkin belum akan jadi kenyataan dalam waktu dekat. Alih-alih menutup divisi PlayStation, Sony malah berjanji memperkuat divisi game tersebut sebagai satu dari tiga pilar bisnis yang akan terus difokuskan pengembangannya.
Coutersy of Detik.com
INFO : Ikuti terus update - update terbaru dari Gamers-Akut Blog
karena masih banyak posting2 yang tertunda dan akan di post di waktu
yang akan datang nanti pokoknya kalo berkunjung ke Blog saya jangan lupa
tekan CTRL + B dulu gan ;)